Ads 468x60px

Jumat, Desember 24

Be a Partner

سْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم



























Senin, Desember 20

Tanganmu Ibu

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Ada yang spesial di bulan desember yaitu setiap tanggal 22 desember adalah hari Ibu.satu persembahan untuk Ibu:
Ibumu adalah
Ibunda darah dagingmu
Tundukkan mukamu
Bungkukkan badanmu
Raih punggung tangan beliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Dan rasukkan ke dalam kalbumu
Agar menjadi azimah bagi rizki dan kebahagiaan

(Emha Ainun Najib)


Siang sudah sampai pada pertengahan. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya di depan pintu. Gegas saya rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rindu padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan sayang di ubun-ubun ini, lama. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang" itu ucapannya kemudian. Begitu masuk ke dalam rumah, saya mendapati ruangan yang sungguh bersih.

Ba'da Ashar,

"Nak, tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih". Gegas saya angkat pancinya dan dahipun berkerut, panci kecil itu diisi setengahnya. "Ah mungkin hanya untuk membuat beberapa gelas teh saja" pikir saya

"Eh, tolongin bawa ember ini ke depan, Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Saya memindahkannya ke halaman depan dengan mudahnya. Saya pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu. Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka sekali menanam bunga.

"Nak, Ibu baru saja mencuci sarung, peras dulu, abis itu jemur di pagar yah" pinta Ibu.

"Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam" sekilas saya memandang Ibu yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.

Dan, semua pertanyaan itu seakan terjawab ketika saya menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk yang terbuat dari kertas koran yang dipilin kecil, menelusuri tiap huruf al-qur'an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Keriput, urat-uratnya menonjol jelas, bukan itu yang membuat saya tertegun. Tangan itu terus bergetar. Saya berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata. Mungkinkah segala bantuan yang ia minta sejak saya pulang, karena tangannya tak lagi paripurna melakukan banyak hal?

"Dingin" bisik saya, sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuannya. Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai kepala saya. Saya memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.
Bada’Isya’

Saya menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi saya pandangi lagi tangannya yang terus bergetar. "Duh Allah, sayangi Mamah" spontan saya memohon. Nak ..!,suara ibu membuyarkan lamunan itu, kini tangannya terangsur di depan saya, kebiasaan saat selesai shalat, saya rengkuh tangan berkah itu dan menciumnya.

"Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan. Sebelum menjawab, ibu tersenyum maniss sekali.

"Penyakit orang tua"

"Sekarang tangan ibu hanya mampu melakukan yang ringan-ringan saja, irit tenaga" tambahnya.

Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Saya memandangnya dari teras depan rumah. Ada bulan yang sudah memerak sejak tadi. Malam perlahan beranjak jauh. Dalam hening itu, saya membayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan mengapakah, saya seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangannya untuk saya. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalan saya. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan letak jilbab ketika saya tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika saya mencari kekuatan di pangkuannya saat hati saya bergemuruh. Tangan yang menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang saya jalani. Tangan yang pernah membuat bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajar saya ketika saya masih kecil yang katanya biar saya lebih semangat belajar.

Sewaktu saya baru memasuki dunia pendidikan dan baru bisa membaca,sesekali menjumpai tulisan tangannya yang kadang membuat saya mengerutkan dahi, pasalnya beberapa huruf terlihat sama, huruf n dan m nya mirip sekali. Ibu paling suka menulis dengan tulisan sambung. Dalam setiap coretannya Ibu selalu menyisipkan puisi yang diciptakannya sendiri. Ada sebuah puisinya yang saya sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.



Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibunda adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, ketulusan.. Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan? Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Allah banyak kemudahan dalam menapaki hidup? Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita? Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya?..Pernahkah..?.Sebelum pergi, saya merengkuh kembali punggung tangannya, selagi sempat , saya reguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untuk saya. Selagi sisa waktu yang saya punya masih ada, tangannya saya ciumi sepenuh takzim. Saya takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangannya, meletakannya di kening.

***

Bagaimana dengan kalian para sahabat? Engkau sangat tahu, lewat tangannya kau ada, duduk di depan komputer dan membaca tulisan saya ini. Engkau sangat tahu, lewat tangannya kau bisa menjadi seseorang yang menjadi kebanggaan. Engkau sangat tahu, dibanding siapapun juga. Maka, usah kau tunggu hingga tangannya gemetar, untuk mengajaknya bahagia. Inilah saatnya, inilah masanya.

Jumat, Desember 17

A..............................Z

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Bosan menunggu perkuliahan jam pertama yang tak kunjung dimulai...,Padahal jam sudah menunjukan jam 14.30...!!Kebiasaan buruk yang selalu dianggap wajar oleh pihak birokrat kampus.Daripada pusing mending ku buka Laptop dan browsing ke dunia maya...!Akhirnya Mataku tertuju pada suatu Artikel motivasi.
Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja. Peran EQ (Emotional Intelligence) pada kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet keberhasilan pribadi.

Yuk kita lihat apa maksudnya :

A : Accept.
Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : Believe.
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

C : Care.
Pedulilah pada kemampuan anda meraih� apa yang anda inginkan dalam hidup.

D : Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.

E : Earn.
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.

F : Face.
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.

G : Go.
Berangkatlah dari kebenaran.

H : Homework.
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.

I : Ignore.
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.

J : Jealously.
Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.

K : Keep.
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.

L : Learn.
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

M : Mind.
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.

N : Never.
Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.

O : Observe.
Amatilah segala hal di sekeliling anda.
Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.

P : Patience.
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.

Q : Question.
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect.
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.

S : Self confidence, self esteem, self respect.
Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri akan membebaskan kita dari saat-saat tegang.

T : Take.
Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.

U : Understand.
Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.

V : Value.
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.

W : Work.
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdoa.

X : X'tra.
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.

Y : You.
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.

Z : Zero.
Usaha nol membawa hasil nol pula.

Rabu, Desember 15

Wajah Mahasiswa Kini

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Fulan (bukan nama sebenarnya), dia salah satu mahasiswa dari jutaan mahasiswa di negeri ini, sedang asik memutar-memutar rokok disela jari-jarinya sambil sesekali menghisapnya lalu menyemburkannya sehingga menjadi bulatan kepulan asap yang pastinya menambah jumlah polusi udara. Fulan kala itu sedang menunggu jam mata kuliah kedua, celananya yang robek dengan kaos yang cukup kusam pula, ditambah anting dikuping membuat fulan lebih mirip seorang preman pasar ketimbang seorang mahasiswa yang menyandang predikat kaum intelektual.

Nah, yang ini namanya Salma (juga bukan nama asli). Mahasiswi yang satu ini adalah gadis yang cantik, dandanannya sangat modis dan seksi, membuat para kaum adam yang memandangnya berfantasi. Seperti biasa Salma dan kawan-kawan se-genk-nya sedang kumpul disalah satu kantin kampus di Kebumen, trend mode rambut, pakaian, dan asesoris yang sedang update saat ini serta tempat-tempat hangout favorit, biasa menjadi topik diskusi utama serta tema kongkow mereka. Padahal Salma dan kawan-kawannya itu mengambil jurusan Manajemen Informatika, yang jelas tidak pernah berlaian antara mata kuliah dengan topik bahasan mereka setiap kali bertemu kawan-kawannya.

Lain halnya dengan Waluyo (nama samaran), mahasiswa yang barangkali tampak terasing di kalangan mayoritas teman-temannya. Tapi ada yang tampak unik darinya, disaat teman-teman kuliahnya menghabiskan waktu di tempat-tempat hangout seperti kafe, bar atau diskotik, Waluyo justru membagi waktunya untuk mengajar anak-anak jalanan pada salah satu rumah singgah disela-sela rutinitasnya yang padat sebagai mahasiswa dan aktifis kampus.
Itulah realitas mahasiswa. Padahal, mahasiswa adalah kaum intelektual, generasi pembaharu, agen of change, sekaligus oposisi pemerintah yang paling independen. Begitulah kira-kira image yang melekat pada mereka yang menyandang predikat mahasiswa. Begitu hebat itu sehingga icon kampus, tempat mereka belajar, selalu diidentikan dengan komunitas perubahan. Karena memang catatan sejarah telah mengukir para mantan mahasiswa yang telah mengoptimalkan fungsi dan perannya dengan baik, tapi kini….?

Mari kita tengok bersama kondisi mahasiswa saat ini melalui ilustrasi diatas yang memang menjadi karakter dominan mahasiswa kita. Fulan dan Salma mewakili entitas kebanyakan mahasiwa saat ini, ditengah kurungan kemajuan tehnologi serta modernisasi peradaban yang menamakan diri sebagai globaliasasi, Figur-figur pemuda/mahasiswa dalam dunia tanpa batas ternyata lebih mudah membentuk pribadi-pribadi konsumtif pada segala hal. Mahasiswa sekarang seakan kehilangan identitasnya, sikap ramah dan rasa sosial yang tinggi yang pernah dimiliki pemuda bangsa ini yang notabene adalah bangsa timur mulai hilang dan berganti sikap apatis, individualistik dan tidak jarang anarkis.
Keadaan mahasiswa yang seperti ini pastinya berimbas pada kualitas SDM para lulusannya. Bahkan kenyataanya kini, kebanyakan mereka yang telah menyandang status sarjana justru menjadi pengangguran, dan luntang-lantung tidak jelas. Mereka kurang memiliki life skill, akibatnya membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia ketika masa kuliah dahulu.

Namun ditengah kebanyakan mahasiswa kini yang sangat suka menyia-nyiakan waktu, masih ada sebagian mahasiswa layaknya Waluyo seperti pada ilustrasi diatas, sadar akan fungsi dan perannya sebagai mahasiswa dan manusia. Mau peduli dan berbagi ilmu yang dimilikinya kepada mereka yang kurang beruntung.

Singkatnya, negeri ini sedang sakit…kawan! Lahirnya generasi baru dengan kualitas SDM yang baik adalah salah satu obat penawar rasa sakit tersebut, dan obat itu ada pada kita, para mahasiswa. Dengan demikian, maka sudah saatnya kalian, para mahasiswa kebanyakan seperti Fulan dan Salma melakukan introspeksi, melakukan introspeksi, membenahi sikapnya yang kurang pantas dilakukan oleh mereka selaku mahasiswa. Sebelum semuanya terlambat, sebelum segalannya berubah menjadi penyesalan.

Senin, Desember 6

Manusia Berjudul Dosen

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Berkatalah seorang bijak pada suatu RUANG dan WAKTU yang lalu :
"Para guru adalah Arsitek Jiwa Manusia"


Makna yang terkandung didalam kalimat tersebut, jelas mahasiswa dan Alumni suatu perguruan tinggi akan selalu menjadi cermin yang menyatakan segala kegagalan, kesuksesan dan kekurangan dari para guru / dosennya, inilah yang dinamakan REFLEKTOR MORALITAS.
Seorang filsuf Inggris JOHN LOCKE menyatakan hati seorang anak (calon Siswa Baru) merupakan "TABULA RASA" (mempunyai arti ; Kertas kosong yang putih) dan tergantung apa yang akan diberikan kepadanya dan apa yang akan dituliskan kepadanya.
jika pernyataan ini dibaca dan dipahami dengan cermat, akan terlihat jelas setiap siswa baru akan menjadi satu alat 'pembersih dan pencuci bathin' bagi jiwa gurunya atau dosennya,sebab apa...? Karena pada saat ketika mengajar mahasiswa baru dengan segala ilmu dan seni yang belum mereka ketahui, pada saat itu juga si siswa baru mengajarkan kepada dosen akan kepolosan, keikhlasan, kejujuran dan tanpa topeng kemunafikan. Hal ini penting untuk para pendidik, sebagai sarana pencucian mata hati jiwa, KARENA DOSEN /GURU ADALAH ARSITEK JIWA MANUSIA.

Mana yang akan anda pilih,sebuah buket kembang atau sebungkus benih? Mungkin kebanyakan diantara kita memilih buketnya. Tetapi jika anda seorang pendidik, anda menyadari keterbatasan keterbatasan dari bunga-bunga potongan, betapapun indahnya mereka, dan kemungkinan besar anda akan memilih meluangkan waktu untuk mengumpulkan, memilih dan menanam benih tersebut.
Bisa saja seorang Abraham Lincoln disambut dengan guyuran bunga andaikata ia menyerah pada tuntutan para colonial, tetapi ia memilih menanam biji kemerdekaan bagi tiap orang dan dengan demikian ia menjadi pemimpin terbesar sepanjang zaman.Rumusan mengenai kriteria mental sosok seorang pengajar yang ideal diluar persyaratan gelar yang juga merupakan suatu keharusan , tetapi rumusan ini lebih condong pada kebutuhan pertimbangan etik .
1. DOSEN YANG PANDAI MENGAJAR
adalah ; manusia yang mempunyai keyakinan mengajar dan percaya penuh kepada kemampuannya untuk mendidik, (bukan ditentukan pintar atau tidaknya otak pikiran seseorang, karena pintar adalah kalimat penyataan relatif didunia ini), sedangkan Dosen yang tidak baik akan terlalu banyak membuat larangan untuk anak - didiknya.
2. DOSEN YANG BIJAK
adalah : manusia dosen yang harus dapat menemukan perbedaan setiap insan mahasiswanya, karena setiap orang berbeda, sehingga perlu bagi dosen untuk peka dan menemukan perbedaan-perbedaan dan keunikan setiap pribadi, lalu memimpin mereka untuk menggali keistimewaan dan keunggulan masing-masing keunikan mereka.
3. Kenapa...?
Karena dosen yang bijak bukan hendak membangun perumahan perumahan BTN yang seragam, dosen adalah ARSITEK setiap individu yang membangun dengan cara dan disain yang berbeda-beda.
4. DOSEN YANG AGUNG
adalah; manusia yang tidak bisa mengubah pembawaan dan kecenderungan temperamen seorang mahasiswa, namun dosen harus peka untuk melihat arah, dengan demikian dosen akan berjalan didepan mahasiswanya sebagai penuntun jalan. Pepatah mengatakan "Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari"
5. DOSEN YANG MULIA
adalah; Manusia yang yang dapat menciptakan 'kehausan' pada diri mahasiswanya, karena sifat dasar manusia adalah keingintahuan yang besar. Dan kala 'Kehausan' ini ada didalam jiwa mahasiswanya maka timbul ambisi untuk belajar dan inilah Kekatan Pendidikan.
6. DOSEN YANG TERPERCAYA
adalah; Manusia yang melakukan kontak pribadi dengan pribadi, janganlah dosen hanya mengontak mahasiswa/i dengan hanya berpegang pada peraturan kampus atau dengan pengajaran dan kurikulum kampus, hendaklah dilakukan kontak jiwa kejiwa, hati kehati, pikiran ke pikiran dan emosi ke emosi, maka dosen akan tampil dengan pribadi yang dihormati dan dikagumi oleh mahasiswanya. Otomatis aktivitas pendidikan akan menjadi hidup dan tidak merupakan aktivitas statis.
sumber :Manusia Berjudul Dosen

Sabtu, November 20

Di titik jenuh perkuliahan..

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
.di titik jenuh perkuliahan.
Di ruang-ruang kelas,
kita dibuat menangis
karena teriris-iris
melihat berbagai kondisi
yang tidak adil
dalam masyarakat.
Tapi setelah keluar kelas,
kondisi-kondisi itu hanya jadi objek
lelucon miris, dan penelitian genit para intelektual.
Di ruang-ruang kelas,
kita membongkar dan menafsirkan
semua kebobrokan
dengan teori-teori mutakhir yang luar biasa,
Tapi setelah keluar kelas,
kita dibuat tercengang
dan semua seolah mentah
karena teori-teori itu
tak pernah ada di kepala rakyat.
Di dalam ruang-ruang perkuliahan,
kita dibiarkan mengetahui, membongkar, dan menafsirkan segalanya.
Tapi kita tak pernah dibiarkan
untuk mengubahnya.

Jumat, November 19

Kampus Kita Adalah Kampusnya Kita


Para lulusan SMA yang berminat untuk masuk Universitas Negeri ternama semakin menjadi daya tarik bagi mereka yang berencana memasuki dunia perkuliahan, anda mungkin termasuk salah satu didalamnya?Bayangkan saja ada hampir 447.063 peserta UMPTN dengan kapasitas kursi yang hanya 80.000 untuk 57 Universitas Negeri se-Indonesia pada tahun 2010. Maka mau tidak mau mereka yang tidak berkesempatan harus realistis masuk di universitas-universitas swasta dengan biaya yang bervariasi sesuai fasilitas dan pamor.Lalu apakah menjadi mimpi buruk ketika kita harus terdampar dijajaran kampus swasta dengan fasilitas yang tidak begitu komplit dan kurang dikenal?
Anda boleh saja sewaktu SMA memimpikan bercita-cita menjadi apapun, tapi selesainya dari bangku (SMA) apa yang telah anda cita-citakan, saatnya anda mulai membangun dan mewujudkannya. Melalui dunia pendidikan tinggi yang telah menyiapkan sistem pendidikan dengan beragam bidang keilmuan, keterampilan dan informasi yang terkait dengan bidang keilmuan tersebut guna menjadikan peserta didiknya yakni mahasiswa sebagai SDM yang handal dan professional sesuai bidangnya. Maka sebagian besar kalangan para lulusan SMA ini memburu universitas negeri berlabel bonafide secara infrastruktur maupun sarana pembelajaran yang tidak tanggung dan kebanyakan staf pengajar dengan kriteria lulusan luar negeri menjadi primadona tersendiri bagi kalangan para calon mahasiswa/mahasiswi.
Hal diatas ditinjau dari sisi psikologis erat kaitannya masa-masa ini memasuki masa adolesen, secara fase ini terjadi setelahnya kita mengalami masa pubertas. Dalam sebuah buku Psikologi perkembangan nampak sifat-sifat adolesen salah satunya adalah mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup dan ia mulai menghargai nilai-nilai ideal bukan pada orang lain namun dalam pribadinya.
Kampus seperti alnya merek dagang
Trendy dalam penampilan, update dalam perkembangan mode menjadi salah satu bagian dari life style kaum remaja dan dewasa. Hal yang paling dijaga dan diburu tentunya adalah brand alias merek. ambil contohnya celana Jeans walau model, warna, rupa hampir sama tetap saja saja merek Levi’s menjadi brand yang penting walaupun harus dibayar dengan harga yang lebih tinggi. Kampus demikiannya, stigma kebanyakan orang mengenai kampus. Bahwa ada banyak kampus di Indonesia namun hanya ada beberapa kampus yang paling berkualitas, jaminan mutu untuk sukses meraih cita-cita atau bahkan gelar dari kampus tersebut akan akan berlaku berbeda.Dewasa ini makna kuliah upaya meningkatkan prestise atau gengsi. Bukan lagi pada hakekatnya sebagai sebuah proses pembentukan seseorang dengan pengetahuan, informasi, wawasan sehingga menjadi apa yang diharapkan dan menjadikannya sebagai SDM dengan kemampuan yang handal dan dapat membangun bangsanya sendiri.
Memaksimalkan ruang sekecil apapun
Bahwasanya untuk menjadi apa yang kita harapkan adalah mulailah untuk melakukannya selain itu di ruang manapun kita berbeda jika kita pandai memanfaatkannya maka kita akan mendapatkan lebih, dikampus apapun dan dimanapun. Maka anggapan tentang kampus “apa” oleh karena kalah pamor dan fasilitas akan mencetak mahasiswa dengan predikat madesu (masa depan suram) ataupun sebaliknya sedikit demi sedikit harus dihilangkan karena kembali pada diri mahasiswa itu sendiri bagaimana mahasiswa/i itu mampu memaksimalkan ruangnya sendiri.Upaya berusaha semaksimal mungkin apa yang ada di kampus kita dengan semangat untuk dapat melakukan sesuatu bagi masyarakat luas. Maka polanya adalah kampus menempa kita oleh pengetahuan dan diluar kita aplikasikan itu semua. Ruang dimanapun kita adalah bagaimana kita dapat memaksimalkan apa yang ada, membuka diskusi tambahan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lebih mengerti, mengikuti UKM-UKM yang kita minati untuk menambahkan pengalaman, menggali keilmuan melalui buku-buku yang ada di perpustakaan kampus, dll. Untuk apa fasilitas lengkap, perpustaakaan besar, dosen-dosen ternama namun tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Toh itu fasilitas yang sediakan untuk kit gunakan dan manfaatkan.Muara dari generasi muda bangsa Indonesia ini adalah menjadikan generasi yang akan mewarnai bangsa ini dengan pembangunan berupa pemikiran, gagasan, karya dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu tidak dilihat dari kampus manapun, atau bahkan yang tidak mengenyam kuliah dengan metode otodidaknya yang tidak sedikit dari mereka yang berhasil, oleh karena semangat belajar dan dapat memaksimalkan keterbatasan atau kekurangan, hanya saja mereka tidak dapat gelar saja. Apakah kita calon yang akan mendapatkan gelar dan kemampuan dapat mengisi pembangunan bangsa ini atau paling tidak dapat berguna bagi masyarakat sekitar? Jawabannya ada dalam hati masing-masing. Selamat berjuang rekan-rekan mahasiswa.

Selasa, November 16

AMIK DAN KEPEDULIAN SESAMA

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Belum kering air mata di bumi wasior papua ketika bencana banjir bandang melanda tanah cenderawasih itu,disusul dengan bencana gempa dan tsunami yang memporak-porandakan di kepulauan Mentawai,dan kini gunung merapi turut andil melengkapi serangkaian bencana yang melanda bumi pertiwi Indonesia dengan memuntahkan awan panasnya (wedhus gembel) serta material vulkanis lainnya.Bencana yang menelan korban hingga ratusan jiwa itu dan puluhan ribu orang harus dievakuasi serta mengakibatkan warga kehilangan harta benda,tempat tinggal dan saudara mereka.Nasib warga di pengungsian sangatlah memprihatinkan ,mereka tidak tau entah sampai kapan penderitaan ini akan berakhir,hanya tuhan yang tau...!!!.
Hal inilah yang menggugah hati mahasiswa AMIK PGRI Kebumen untuk bersatu tekad menunjukan solidaritasnya kepada para korban bencana alam di bumi Papua,Mentawai dan lereng merapi yaitu dengan menggalang dana.Kegiatan penggalangan dana tidak hanya dilakukan sekali saja tetapi beberapa kali mengingat kondisi daerah yang tertimpa bencana sangatlah memprihatinkan dan sangat membutuhkan uluran bantuan kita.Penggalangan dana yang pertama dan kedua diadakan di lingkungan kampus AMIK PGRI Kebumen,adapun sumbangan yang terkumpul berupa uang,pakaian layak pakai dll.Bantuan yang terkumpul tersebut nantinya akan disalurkan ke para korban bencana gunung merapi di Yogjakarta atas kerjasama FPPKS dan CRCS UGM.
Tidak cukup sampai disitu,tanggal 13 november mahasiswa AMIK PGRI Kebumen bekerjasama dengan PMI Kebumen mengadakan aksi penggalangan dana di seputaran alun-alun kebumen pada saat diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang difasilitasi Pemkab Kebumen dan kemudian dana yang terkumpul akan disalurkan kepada korban bencana Merapi di kabupaten Boyolali dan Magelang.
Dengan kegiatan tersebut kita sebagai mahasiswa yang notabene pemuda yang tidak hanya mempunyai sisi kepemudaan tetpi juga intelektualitas dan idialisme yang kuat menunjukan bahwa mahasiswa masih mempunyai rasa solidaritas kepada rakyat,sekaligus mengilangkan stigmatisasi masyarakat tentang mahasiswa yang dianggap kerjaanya hanya demonstrasi dengan aksi yang anarkis serta tawuran antar mahasiswa seperti yang sering terjadi di negara ini.
Semoga ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa bahwa kita sebagai mahasiswa yang mempunyai peran agent of change and social control masih berpihak kepada rakyat dan menjadi oposisi pemerintah yang netral. Lanjutkan.....!!!

Senin, November 15

AMIK- Ku Sayang

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Mahasiswa adalah kata bagi orang yang mempunyai intelektualitas, leadership, relesation ship, dan human society. Kadang kita merinding mendengar kata itu dari kalangan masyarakat sampai para penguasa (pejabat), namun hal itu belum ada terhadap mahasiswa Kampus kita, kepekaan naluri mahasiswanya masih di bawah standar, hanya segelintir orang yang memenuhi hal tersebut dari semua mahasiswa di kampus kita. Gencarnya iklan, promosi dan lain sebagainya hanya dapat menjamin kelangsungan hidup didunia kerja.
Kupu-kupu kampus (kuliah-pulang-kampus) bertebaran sebagai ideologi mahasiswa yang tidak menyadari banyaknya pilihan aktivitas dikampus yang akan membantu dalam segala bidang hal, mulai dari keilmuan sampai bakat dan hoby. Mahasiswa kini makin tumpul akan pengalaman, tanpa wawasan dan kreatifitas yang lebih dari pada masyarakat biasa. Hal ini terbukti dengan banyaknya sarjana pengangguran, tidak berkualitas dan menambah beban masyarakat dikarenakan minimnya skill dan competitor yang lebih baik dari mereka.
Tridarma perguruan tinggi sudah dilupakan didalam benak mahasiswa yang seharusnya menjadi acuan dasar bagi civitas akademi, harapan masyarakat, agent of change bangsa ini. Kini AMIK berusaha melebarkan sayapnya kepenjuru negeri ini guna mencerdaskan anak bangsa, suatu tindakan yang mulia. Lalu kemanakah anak bangsa yang sudah cerdas?, serasa hilang ditelan zaman.
Ketika masyarakat kelaparan, membutuhkan dukungan, mahasiswa malah sibuk memikirkan diri sendiri, memikirkan nilai yang lebih rendah dari harga diri. Mahasiswa lupa, bahwa permasalahan masyarakat adalah permasalahan bersama yang menyangkut kehidupan mereka (mahasiswa) yang harus segera diselesaikan. Dari tangan mahasiswalah perubahan terjadi.
Kuliah bukanlah segala-galanya, namun dari kuliahlah segalanya terjadi. Pengalaman, kratifitas dan potensi ditempa dalam wadah organisasi yang ada di kampus.Namun malang, Ormawa (organisasi mahasiswa) yang ada tidak dimanfaatkan oleh mahasiwa sehingga ketika mereka lulus harus berjuang mempromosikan ijazah demi kelangsungan hidup.
Andaikata, mahasiswa mau berjuang dan belajar bersama dalam keorganisasian, setidaknya ada keinginan berubah. Niscaya, pengalaman yang didapat diorganisasi dapat diterapkan di lingkungan sehingga mahasiswa tidak dianggap sebagai masalah tapi solusi pemecah masalah.

Minggu, November 14

MARI KITA BUAT INDONESIA TERSENYUM

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Pagi yang cerah
Pagi yang menginspirasi
Melangkah kaki dengan segenap harap
Menyambut indahnya hari
Yang telah menunggu kehadiranku
Selangkah demi selangkah
Ku lewati, ku berlari
Dengan senyuman tulus
Melalui fenomena hidup
Waktu yang terlewat
Buat ku adalah suatu kenangan untuk masa depan
Yang tak akan ku sia-siakan
Demi suatu harap
Untuk menjadikan diri
Kian berarti untuk mu
tentang…..........
mahasiswa
inovasi
ide
inspirasi
kreasi
karya
kolaborasi
sinergi
gerakan
semua ini akan ukir dalam sebuah karya di akhir tahun perkuliahan
dan akan menjadi satu akhir untuk awal perjalanan hidup yang penuh inspirasi
Demi Allah yang Maha memberikan Cinta dan Cita pada Makhluknya
dari Almamater kampus tercinta yang memberikan sejuta inspirasi
Untuk Bangsa tercinta, Indonesia ku , yang sangat ingin kulihat senyumnya
kupersembahkan sebuah karya
MARI KITA BUAT INDONESIA TERSENYUM
“Sebuah Inspirasi untuk Senyum Bangsa”

Sabtu, November 13

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

Kamis, November 11

Menulis Jadi Kebutuhan Pokok

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Wacana mengenai gerakan menulis terus digulirkan mahasiswa dan untuk mahasiswa. Wacana itu dilontarkan secara lisan, tulisan, atau disampaikan melalui media massa.Menulis jadi penting bagi mahasiswa, karena melatih dan mengonstruksi pemikiran agar lebih kritis dan kreatif.Itu membuat tulis-menulis penting disematkan pada mahasiswa yang notabene calon pemimpin bangsa. Menulis juga tolak ukur bagi kemampuan dan pengetahuan mereka dalam meneruskan atau mengubah masa depan.Gerakan menulis terus digulirkan mahasiwa yang sadar diri akan keadaan mahasiswa di sekitar yang enggan menulis. Keengganan itu diperkuat berbagai dalih. Dalih mereka ungkapkan secara kuat, namun tak wajar. Dan, dalih “keengganan” menulis dikaitkan dengan keadaan psikologis, ekonomis, sosial, dan budaya.
Kemauan dan kemampuan menulis mahasiswa yang masih rendah bukan hanya karena ketenangan untuk tak mengucap diri secara lisan dan tulisan. Namun, mahasiswa belum “mau” mengajukan dan mengeksplorasi pertanyaan yang berkait dengan ruang dan waktu. Kalaupun mau dan mampu mengajukan pertanyaan, mahasiswa enggan mencari informasi yang berhubungan dengan pertanyaan itu.Memprihatinkan Padahal, itu kebutuhan vital bagi mahasiswa yang hendak menulis.
Melahirkan karya tulis memang sangat penting di lingkungan kampus. Sebab, mutu pendidikan setiap lembaga perguruan tinggi didukung integritas ilmiah mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dan dosen adalah satu kesatuan dengan peran aktif yang tak bisa dipisahkan demi memajukan perguruan tinggi. Karena itu salah satu pemacu dan indikasi perguruan tinggi dikatakan maju atau tidak dapat dilihat dari kreativitas tulis-menulis di kampus tersebut.
“Produksi” tulis-menulis bisa mewujud dalam olah karya tulis yang terpublikasi, baik buku, jurnal, majalah dinding, maupun media massa (koran). Iklim intelektualisme di kampus sejatinya dibangun secara serempak dengan melibatkan kreativitas dari pelbagai unsur penting sumber daya manusianya. Tak hanya mahasiswa yang dituntut berkreatif menulis — sebagaimana selalu “diceramahkan” di kelas. Dosen juga perlu banyak menulis di pelbagai media.Seraya memantapkan hati dan pikiran, Mari bergegas menulis. Tuangkan segala yang ada di benak dan kepala ke dalam tulisan. Tak perlu berdalih “aku tidak bisa”. Semua pasti bisa, jika ada kemauan dan keberanian mencoba. Bukankah kegagalan dalam bereksperimen yang baik tidak berdosa?.
Manusia,menurut pendapat Feby Indriani (2006), memang makhluk yang suka berdalih. Ada tiga kelompok yang paling ahli berdalih, yakni pengacara, pengutang, dan orang yang ingin menulis.Pengacara dibayar karena kemampuan mereka berdalih.Pengutang menggunakan kemampuan berdalih untuk menghindari kewajiban membayar.Dan, sepertinya cuma kelompok ketiga yang tak memperoleh apa pun dari berdalih, selain perasaan gagal dan makin tak berdaya.Feby menuturkan begitu banyak orang menyatakan ingin menulis. Begitu banyak pula alasan mereka berikan untuk menjawab pertanyaan: mengapa belum juga menulis. Jadi, sebenarnya, tak ada alasan untuk tidak menulis.

Menulis apa saja! “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Itulah sebuah hadis yang sering kita dengar. Perintah teologis itu diperkuat oleh kata-kata iqra (bacalah) dalam salah satu ayat di kitab suci. Sebab, dengan menulis ada dua hal secara bersamaan mesti diperoleh sang penulis: bernalar kritis dan giat membaca.

Selasa, November 2

Profesionalisme Dosen

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Profesionalisme dosen tak selamanya berbanding lurus dengan profesionalisme kerja. Pokok utama dosen hadir di kampus untuk mengajar acap kali tergadaikan oleh kesibukannya.Kesibukannya itu membuat dosen mengurangi jam mengajar di kelas tanpa kesepakatan.Mahasiswa mendapat getah Jam kuliah mereka tersunat.Mahasiswa mungkin merasa nikmat-nikmat saja karena aktivitas akademik jelas berkurang dengan alasan dosen sedang ada tugas. Namun, jelas itu merupakan praktif ketidakprefesionalan kalangan akademis kampus. Ironisnya, pihak birokrat kampus justru melihat hal itu wajar.Seandainya nilai mahasiswa jeblok, dosen tak mau disalahkan.Transformasi keilmuan tidak ada, tetapi bukti nilai tertulis dalam database kredit semester mahasiswa tetap ada.
Dosen tidak profesional, mahasiswa ikut-ikutan.Kurang Profesional Atas nama profesionalitas, dosen menggunakan cara-cara yang kurang profesional dengan menyunat jam mengajar.Mahasiswa tak berdaya menuntut banyak,karena tidak ada jalinan komunikasi yang terbangun dengan baik antara dosen, mahasiswa, dan birokrat kampus. Kalau hal itu terus-menerus terjadi, lama-kelamaan mahasiswa yang merugi.Sudah disunat jam kuliah, wacana mahasiswa terkungkung pula karena ketidakhadiran dosen ditengah perintah mengerjakan tugas.Bila ada keterbukaan komunikasi, dosen yang seperti itu tidak akan melakukan tindakan pragmatis seperti itu,Birokrasi juga tak mendapatkan dosa.Mahasiswa juga demikian; hak mendapat pengajaran tetap utuh. Status profesional tercapai, profesionalitas kerja tak tergadai. Karena itulah, profesionalitas manajemen kampus perlu disesuaikan dengan kebutuhan profesionalitas sivitas akademik kampus.

Jumat, Oktober 22

WASPADA: GERAKAN (MENGAKU) MAHASISWA

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Demonstrasi mahasiswa menjadi lambang sebuah ketidakpuasan, suara rakyat yang tertindas oleh berbagai kebijakan penuh dosa dari pemerintah. Pemicu munculnya makna tersebut salah satunya adalah ketika penggunaan kata “mahasiswa” diikutsertakan dalam pembahasan. Seolah kata tersebut merupakan kata yang mewakilkan kepentingan yang disanding oleh rakyat kalangan bawah. Apabila mendengarnya kita akan membayangkan seorang intelektual dengan hati nurani yang bersih. Rela turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakadilan yang banyak dirasakan. Tetapi perlu direnungkan kembali persepsi tersebut.
Mahasiswa sebagai seorang “maha” dimaknai sebagai individu-individu yang membawa logika dan retorika dalam usaha memiliki modal untuk hidup. Kedua hal yang telah dimiliki tersebut kemudian dirangkai menjadi satu dengan semangat luhur yang menjadi senjata dalam tugas mengontrol berputarnya kehidupan bernegara. Bangsa ini harus berterima kasih kepada mahasiswa sejak awal pergerakannya dalam melawan penindasasan asing pada era 1908, hingga menumbangkan almarhum bapak pembangunan. Bagaimana hari ini?
Ciamik, itulah kata yang tepat jika mau melihat gelut politik di Tanah Air belakangan. Mengapa? Bisa disaksikan dari mereka yang duduk di “gunung kembar”, terlebih apabila kita melirik muda-mudi yang berasal dari kampus. Ramai-ramai bersaksi dan beraksi pada usaha mengkoreksi sampai usaha meruntuhkan pemerintahan SBY-Boediono pada 100 hari-nya. Banyak yang berpendapat aksi tidak maksimal. Walaupun diikuti oleh ribuan orang, tetapi seolah hanya menjadi sebuah berita yang tidak layak disimak dan tangkap pesannya secara berkelanjutan. Aksi tersebut belum memunculkan “musuh” bersama atas dasar kepentingan rakyat, semua hanya kokoh diatas kaki sendiri.
Dalam hal ini tidak adanya kesamaan isu sebagai amunisi menjadi salah satu penyebabnya. Jika melihat tersebut mungkin keprihatinan memang harus dialamatkan kepada mahasiswa dan gerakannya. Ketidaksamaan tersebut merupakan cermin dari rendahnya kualitas konsolidasi atas dasar kepentingan rakyat . Ucapkan saja selamat tinggal pada slogan “turunkan harga sembako”, karena kini itu bukan jamannya. Yang diusung saat ini isu-isu yang lebih populis dan menggebrak, contohnya adalah peluru pemakzulan yang gagal meletus. Tidak ada urusan rakyat yang harus dibawa selain presiden harus turun.
Hal ini harus menjadi renungan kita, mahasiswa, secara bersama. Ada mereka yang menjadi biang keladi tidak terbawanya hati nurani yang memperjuangkan
rakyat. Sekarang banyak yang mengaku aktifis mahasiswa, tetapi sesungguhnya pragmatisme yang bersarang di jiwanya. Bahkan ada sebagian dari kita menjual idealismenya, dibayar untuk melakukan sesuatu di dalam kampus dengan membentengi diri dengan kata yang akrab dengan nuansa perjuangan mahasiswa. Topeng berbentuk kelompok belajar serta organisasi intrakampus. Tak pelak hal itu menjadi sebuah penyakit di dalam tubuh gerakan. Dimanfaatkan berbagai kalangan yang hanya tenang dan senang.
Idealisme sekarang menjadi sebuah komoditas yang laris. Sayangnya hal ini juga turut dilestarikan oleh kalangan mahasiswa sendiri. Jiwa-jiwa muda di ajak serta dalam memperjuangkan kepentingan perebutan kekuasaan. Terlepas penguasa yang menggantikan memperjuangkan kepentingan bangsa atau tidak, mahasiswa sebagai parlemen jalanan tidak harus mengotori tangannya dengan ikut ambil bagian dalam gelut masygul politik praktis.
Perbedaan asal sampai ideologi sesungguhnya dapat hilang apabila kita menghilangkan kepentingan pribadi dan kelompok. Ini sesungguhnya bukan merupakan guratan yang harus menimbulkan ketidakpercayaan di dalam tubuh gerakan. Tulisan ini merupakan refleksi atas apa yang telah kita lakukan belakangan, tentu saja atas nama gerakan. Harumnya sebuah keberhasilan dan kekuasaan.

Sabtu, Oktober 16

Menulis Jadi Kebutuhan Pokok

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم WACANA mengenai gerakan menulis terus digulirkan mahasiswa dan untuk mahasiswa. Wacana itu dilontarkan secara lisan, tulisan, atau disampaikan melalui media massa.Menulis jadi penting bagi mahasiswa, karena melatih dan mengonstruksi pemikiran agar lebih kritis dan kreatif.Itu membuat tulis-menulis penting disematkan pada mahasiswa yang notabene calon pemimpin bangsa. Menulis juga tolak ukur bagi kemampuan dan pengetahuan mereka dalam meneruskan atau mengubah masa depan.Gerakan menulis terus digulirkan mahasiwa yang sadar diri akan keadaan mahasiswa di sekitar yang enggan menulis. Keengganan itu diperkuat berbagai dalih. Dalih mereka ungkapkan secara kuat, namun tak wajar. Dan, dalih “keengganan” menulis dikaitkan dengan keadaan psikologis, ekonomis, sosial, dan budaya.
Kemauan dan kemampuan menulis mahasiswa yang masih rendah bukan hanya karena ketenangan untuk tak mengucap diri secara lisan dan tulisan. Namun, mahasiswa belum “mau” mengajukan dan mengeksplorasi pertanyaan yang berkait dengan ruang dan waktu. Kalaupun mau dan mampu mengajukan pertanyaan, mahasiswa enggan mencari informasi yang berhubungan dengan pertanyaan itu.Memprihatinkan Padahal, itu kebutuhan vital bagi mahasiswa yang hendak menulis.
Melahirkan karya tulis memang sangat penting di lingkungan kampus. Sebab, mutu pendidikan setiap lembaga perguruan tinggi didukung integritas ilmiah mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dan dosen adalah satu kesatuan dengan peran aktif yang tak bisa dipisahkan demi memajukan perguruan tinggi. Karena itu salah satu pemacu dan indikasi perguruan tinggi dikatakan maju atau tidak dapat dilihat dari kreativitas tulis-menulis di kampus tersebut.
“Produksi” tulis-menulis bisa mewujud dalam olah karya tulis yang terpublikasi, baik buku, jurnal, majalah dinding, maupun media massa (koran). Iklim intelektualisme di kampus sejatinya dibangun secara serempak dengan melibatkan kreativitas dari pelbagai unsur penting sumber daya manusianya. Tak hanya mahasiswa yang dituntut berkreatif menulis — sebagaimana selalu “diceramahkan” di kelas. Dosen juga perlu banyak menulis di pelbagai media.Seraya memantapkan hati dan pikiran, Mari bergegas menulis. Tuangkan segala yang ada di benak dan kepala ke dalam tulisan. Tak perlu berdalih “aku tidak bisa”. Semua pasti bisa, jika ada kemauan dan keberanian mencoba. Bukankah kegagalan dalam bereksperimen yang baik tidak berdosa?.
Manusia,menurut pendapat Feby Indriani (2006), memang makhluk yang suka berdalih. Ada tiga kelompok yang paling ahli berdalih, yakni pengacara, pengutang, dan orang yang ingin menulis.Pengacara dibayar karena kemampuan mereka berdalih.Pengutang menggunakan kemampuan berdalih untuk menghindari kewajiban membayar.Dan, sepertinya cuma kelompok ketiga yang tak memperoleh apa pun dari berdalih, selain perasaan gagal dan makin tak berdaya.Feby menuturkan begitu banyak orang menyatakan ingin menulis. Begitu banyak pula alasan mereka berikan untuk menjawab pertanyaan: mengapa belum juga menulis. Jadi, sebenarnya, tak ada alasan untuk tidak menulis.

Menulis apa saja! “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Itulah sebuah hadis yang sering kita dengar. Perintah teologis itu diperkuat oleh kata-kata iqra (bacalah) dalam salah satu ayat di kitab suci. Sebab, dengan menulis ada dua hal secara bersamaan mesti diperoleh sang penulis: bernalar kritis dan giat membaca.

Kamis, Oktober 14

MENIMBANG KEDEWASAAN MAHASISWA

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم A
Aksi partisipatioris mahasiswa adalah kontribusi penting bagi tegaknya demokrasi.Mahasiswa memiliki tanggung jawab mengawal perjalanan demokrasi.Namun,ketika peran itu diaktualisasikan dengan cara serampangan,masihkah peran mahasiswa menemukan relevansinya?
Sadar atau tidak,terkadang mereka menyuarakan aspirasi melalui cara yang kurang tepat.Tidak sedikit kasus anrkisme massa meledak saat mahasiswa turun ke jalan.
Jika tidak disikapi dengan arif,bentrokan yang tidak hanya satu kali meledak itu selanjutnyta akan melahirkan konflik yang tak kunjung usai.
Kesalahan terbesar yang acap terjadi adalah aspirasi nilai-nilai demokrasi dipraktikan secara nondemokratis,sporadis dan cenderung amoral.Substansi demokrasi justru mengalami ketimpangan jika ide-ide original yang menyuarakan demokrasi disalurkan dengan jalan kekerasan,amuk masa bahkan pembasmian (genicode).Ini adalah praktik demokrasi yang dalam pandangan Hedar Nasir,potensial mewabahkan krisis kemanusiaan.
Dalam situasi inilah kedewasaan Mahasiswa teruji,bagaimana mereka mimbingkai masalah secara rasional,objektif dan proposional.Konflik yang muncul harusnya ditilik secara arif.Disaat seperti inilah kepiawaian menindai masalah menemukan momentumnya.
Akan ironi ketika cara menghadapi masalah ini mengesampingkan etika demokrasi yang seharusnya menjadi ruh bagi setiap model partisipatioris.

Jumat, Oktober 1

Berani Menjadi Pemimpin

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Menjadi pemimpin bisa meneguhkan biografi diri seseorang. Menguatkan dirinya sebagai yang berada, tak sebatas ada. Namun status tersebut selalu menghadirkan tantangan sekaligus harapan. Baik dalam proses pencapaian status tersebut maupun dalam proses kreatifnya. Pemimpin selalu menjadi yang terdepan; menerima efek positif dari lakunya, atau juga sebaliknya, menanggung resikonya.
Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah. Sebab sikap-sikap kepemimpinan diperoleh bukan dari bakat sejak lahir, ataupun dengan mempelajarinya selama beberapa jam pertemuan. Sikap kepemimpinan merupakan sebuah proses yang terus menerus dalam tahap menjadi. Jadi sikap kepemimpinan dalam diri seseorang bukan sesuatu yang sifatnya pasti, tetap atau juga stagnan. Sikap itu terus membangun diri melalui serangkaian tempaan, sejalan dengan semakin matangnya pola pikir serta kedewasaan sikap.Sikap itu bukan sesuatu yang bisa mencapai tahap finish. Serangkaian proses yang tak pernah usai tersebut menjurus pada satu tujuan, menjadi pemimpin yang sesungguhnya. Lalu, bisakah seseorang menjadi pemimpin yang sesungguhnya?

Pemimpin yang sesungguhnya atau lumrah disebut sebagai pemimpin ideal dalam arti paling purba adalah seorang pemimpin yang mampu menjalankan fungsi dan perannya, yang tak lain adalah mengatur. Setidaknya dalam ranah ideologis memang demikian, namun akan memperoleh perluasan jika dibenturkan dalam ranah praktis. Dibenturkan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang diajarkan Ki Hajar Dewantara setidaknya bisa menjawab permasalahan ini. Seorang pemimpin adalah; Ing ngarso sung tuladha (di depan sebagai contoh), ing madya mangun karso (di tengah memberi semangat), tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan). Pengertian ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin jauh dari sikap pemanfaatan kekuasaan untuk memerintah seenaknya.
Menjadi seorang pemimpin ideal memang sulit dan memerlukan proses belajar yang panjang, namun bukan berarti tidak mungkin. Pada dasarnya manusia adalah pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin atas dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan idiom bahwa tiap manusia akan menanggung sendiri dari apa yang telah ia lakukan. Jadi di sini manusia dituntut untuk bisa mengontrol dirinya agar tetap pada koridor dan nilai-nilai tertentu.

Tantangan dan Harapan
Namun seorang pemimpin baru akan benar-benar memperoleh tantangan jika dia menjadi pemimpin dalam organisasi atau kelompok tertentu. Sebab di sini dia juga bertanggung jawab bukan hanya pada apa yang dia lakukan, tapi juga apa yang dilakukan oleh anggotanya. Lebih dari itu, juga bertanggung jawab atas tercapai atau tidaknya tujuan tertentu. Sehingga filosofi hidup yang diutarakan Ki Hajar Dewantara di atas sekaligus merupakan tantangan untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal.

Di depan sebagai contoh, artinya selain ia menjalankan tugas pokok sebagai pemimpin, ia juga harus mampu bersikap positif, mampu memberikan positif impact, sehingga ia layak untuk menjadi "bahan" percontohan sikap dan prilaku bagi liyan (the other) yang tak lain adalah para anggotanya. Selanjutnya, di tengah memberi semangat, artinya dalam aktifitas untuk mencapai tujuan, seorang pemimpin tidak melulu mengatur, pemimpin harus mampu memberikan sentuhan-sentuhan penyemangat agar para anggota juga tidak merasa diperas, ditekan dalam aktifitasnya. Ketiga, di belakang memberi dorongan, di sinilah seorang pemimpin tidak selalu dalam posisi di depan dalam derap langkah sebuah aktifitas. Seorang pemimpin yang ideal harus mampu dan mau “turun tahta” untuk sementara waktu, untuk membaur bersama anggota dan memberikan dorongan-dorongan di saat mereka dalam keadaan lemah, fisik atau pun mental. Sikap-sikap tersebut mencerminkan sikap luwes (transformatif) pada diri pemimpin. Dia mampu memerankan berbagai adegan dalam kancah aktifitas berorganisasi.

Selain sikap sekaligus tantangan bagi pemimpin ideal di atas, pemimpin juga diharapkan mampu menjalani komunikasi dengan baik. Komunikasi adalah sebuah penengah (medium) antara pemimpin dan anggota. Hemat penulis, terjalinnya komunikasi yang baik, akan tercipta pula iklim harmonis dalam organisasi tersebut. Sehingga sangat wajar jika Marshal Mc. Luchan mengatakan, "medium is power". Komunikasi adalah kekuatan sekaligus kekuasaan. Atau dengan ekstrim Cicero mengatakan "tak ada yang satu hal pun yang tak dapat diciptakan atau dihancurkan atau dapat diperbaiki dengan kata-kata", di mana kata adalah moda utama komunikasi. Namun harus diakui untuk mencapai sikap-sikap itu butuh proses panjang. Sehingga muncul pertanyaan yang cenderung politis, mengapa seseorang ingin jadi pemimpin? Pertanyaan ini akan terjawab jika tujuan sekaligus harapan menjadi pemimpin terjawab.

Secara internal, harapan sekaligus tujuan seseorang untuk memimpin, jika meminjam istilah Friedrich Nietzche adalah adanya kehendak untuk berkuasa (the will to power). Bakat alami yang dimiliki oleh manusia adalah keinginannya untuk menguasai. Kehendak untuk berkuasa di sini dapat dirumuskan sebagai kekuatan yang memerintahkan tanpa adanya suatu pasivitas. (St. Sunardi, 2009: 63). Harapan ini mengandaikan orang lain agar mengatakan "Ya" atas ide, perkataan, hingga laku kita. Di sinilah persepsi mengenai pemimpin menemui definisi banalnya, memerintah. Menjadi pemimpin itu mudah karena hanya memerintah.

Selain itu, menunjukkan eksistensi juga menjadi tujuan seseorang menjadi pemimpin. Jika mengacu pada teori Abraham Moslow, maka menjadi pemimpin adalah jalan untuk memenuhi kebutuhan akan eksistensi diri. Meneguhkan biografi diri dalam pergolakan di panggung dunia. Sebab efek yang tak disadari dari seorang pemimpin adalah menjadi populer.

Dua faktor esensial inilah yang menjadikan seseorang ingin dan berani menjadi pemimpin. Namun yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita memimpin dengan baik.

Kamis, September 23

Orator atau Calon Koruptor?

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Siapa para pejabat yang korupsi di negeri kita saat ini? Jawabnya bisa singkat, bisa pula panjang. Singkat, ketika pikiran kita terpaku pada masa ini. Panjang, ketika jawaban itu dikaitkan dengan kenyataan pada masa lalu dan masa datang.
Lewat tulisan ini, saya hanya akan mengulas jawaban yang panjang. Jawaban paling sederhana, para koruptor yang sekarang duduk di kursi kekuasaan adalah para mahasiswa pada masa lalu. Logika sederhananya, mereka yang sekarang berkuasa adalah kita pada masa datang.

Dengan berat hati harus kita akui, mereka yang korupsi saat ini adalah diri kita sendiri. Atau, jika terlalu berat mengakui hal itu, mari sejenak mundur ke masa lalu, ke saat saat para koruptor itu menyandang status mahasiswa. Kemudian, mari bersama-sama kita katakan mereka adalah mahasiswa dan kita adalah mahasiswa. Jadi, mereka adalah kita. Contoh riil, Direktur Jenderal pajak yang akhir-akhir ini diketahui bermain gelap dengan pajak tak lain dan tak bukan adalah mantan mahasiswa.
Saya tidak menjustifikasi bahwa mahasiswa saat ini adalah koruptor.Saya ini hanya ingin mengingatkan, dalam diri mahasiswa mengalir “darah tikus”.
Dengan menyadari hal itu, mahasiswa bisa mengantisipasi terlebih dahulu agar darah itu tak mengalir lebih deras.

Saya yakin, mahasiswa di seluruh Indonesia saat ini adalah mahasiswa yang peduli terhadap negara, peduli terhadap nasib rakyat. Itu terbukti dengan aksi unjuk rasa yang kerap mereka lakukan. Nurani membuat mereka menuntut pemerintah untuk memperhatikan nasib rakyat.Memberantaskorupsi!
Namun untuk peduli terhadap nasib rakyat sepertinya harus ada cara baru. Tidak harus turun ke jalan, baris di depan gedung pemerintahan, meneriakkan nasib rakyat, dan menuntut pemberantasan korupsi. Alasannya singkat, bukankah itu juga yang dulu dilakukan para mahasiswa, yang saat ini ada dalam struktur pemerintahan?
Jika tidak percaya, mari sejenak menengok ke belakang. Setahun, dua tahun, lima tahun, bahkan dua puluh tahun lalu, berapa banyak mahasiswa dengan semangat kerakyatan turun memenuhi jalan, berorasi di depan gedung-gedung pemerintahan? Sama dengan yang dilakukan mahasiswa saat ini.
Kultur Justru itu semua akan menjadi berbahaya jika unjuk rasa atau demonstrasi suatu saat hanya dianggap sebagai kultur. Bahwa unjuk rasa yang semula disakralkan sebagai bentuk ungkapan penolakan kebijakan pemerintah sekaligus alat untuk menyampaikan aspirasi, suatu saat hanya dianggap sebagai budaya.
Dalam bahasa lebih sederhana, kebiasaan mahasiswa melakukan unjuk rasa hanya akan dianggap sebagai budaya mahasiswa. Apa yang dilakukan mahasiswa di jalan, berteriak-teriak, membakar ban bekas bukanlah bentuk penolakan dan penyaluran aspirasi, melainkan pelestarian kebudayaan.

Dalam ungkapan lebih sederhana lagi, mahasiswa harus berdemonstrasi. Jika tidak, berarti bukan mahasiswa.

Kamis, Agustus 12

Tour Mahasiswa angkatan 2009 AMIK PGRI Kebumen

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Minggu,25 Juli 2010 ini,Mahasiswa semester II AMIK PGRI Kebumen,punya gawe besar yaitu Liburan bersama.Acara diadakan untuk mengisi liburan panjang semester genap ini dipusatkan di pantai manganti .Ada banyak faktor mengapa liburan kita memilih pantai manganti sebagai tujuan utama liburan kali ini,salah satunya adalah pasirnya yang berwarna putih serta banyaknya batu karang disekitar pantai.Sebelumnya tujuan utama liburan kali ini adalah air terjun wadas malang di kecamatan karang sambung namun setelah dilakukan survey dan banyaknya rekan-rekan mahasiswa yang kurang setuju,akhirnya kita alihkan ke pantai manganti.

Kita sepakat bahwa liburan kali ini berangkat dan berkumpul di kampus jam 08.00 wib namun,sudah saking membudayanya tradisi “telat” akhirnya kita berangkat mundur setengan jam yakni 8.30 wib.Suasana yang tampak pada saat itu adalah kegembiraan dari muka rekan –rekan mahasiswa karena ini adalah acara liburan bersama untuk kali pertamanya.Namun disayangkan juga tidak sedikit rekan –rekan yang tidak bisa mengikuti acara bersama ini dikarenakan keperluan pribadi yag tidak bisa ditinggalkan.Setelah para peserta berkumpul semua,perjalananpun dimulai dari kampus dan akan melewati adimulyo,puring melewati pantai suwuk dll.Sampai di adimulyo kita berhenti sejenak untuk begabung dengan rekan rekan yang sudah menunggu di Rumah salah satu rekan kita.Setelah kira-kira 15 menit beristirahat kita pun melanjutkan perjalanan.Suasana yang tadinya adem ayem berubah menjadi extreem ketika melewati jalan yang menanjak dan berlika-liku.Tidak sedikit pula yang terjatuh saat melewati jalan yang menanjak.Tidak berhenti disitu saja masih banyak jalan yang berlika-liku dan menanjak yang siap menghadang di depan.Layaknya pembalap motor cross kita harus pendai pandai mengendalikan kendaraan serta keselamatan kita.Setelah tantangan dan hambatan yang cukup menguji adrenalin kita semua lalui,akhirnya semua rasa takut dan gemetar terobati ketika kita disuguhkan dengan keindahan pantai manganti.Tanpa berlama-lama dan menyia-nyiakan waktu kita langsung menuju pantai dan menggunakan momen kebersamaan ini untuk beraction,berpose layaknya supermodel yang sedang melakukan pemotretan.Sembari menikmati keindahan pantai manganti aneka makanan kecilpun siap untuk disantap.

Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 02.00 sore,kita sepakat untuk mensudahi liburan kali ini dan beranjak pulang dengan rute melalu pantai logending,goa jatijajar dan melewati jalan raya gombong,namun di tengah perjalanan kita dihadang dengan satuan polisi lalulintas (bak harimau siap menerka mangsanya....)!ya hanya saya saja yang kena razia itu,gara-gara tidak mempunya SIM.Setibanya di kampus sembari beristirahat muncul ide untuk menuju air terjun wadas malang dengan posisi jam yang masih memungkinkan,kita pun langsung beranjak menuju wadas malang.menjelang malam akhirnya kita langsung pulang,dengan membawa perasaan senang dan gembira serta meninggalkan semua kepenatan masa kuliah.

Momen seperti ini sangat berguna sebagai sarana menambah kekompakan juga mengobati kepenatan saat kuliah.terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan acara liburan bersama ini.

Inilah 10 Koleksi Kata-Kata Mutiara Motivasi yang Membuat Anda Semangat Setiap Hari

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم Ada kalanya sewaktu bangun di pagi hari, tubuh rasanya malas-malasan, enggan bangun untuk mulai beraktivitas, inginnya bersembunyi di bawah selimut saja. Rasa malas semacam ini mungkin nyaman, namun tidak memberikan sesuatu bagi anda agar menjadi orang yang lebih baik.
Karenanya saya ingin berbagi sesuatu buat anda semua. Inilah 10 kumpulan kata-kata mutiara motivasi penggugah semangat dan pendorong ACTION. Sepuluh kumpulan kalimat mutiara dan motivasi ini sangat baik anda simpan dan anda baca secara rutin (bisa setiap bangun pagi, ketika siang hari, sore hari, atau sebelum tidur), sesuai makna dari masing-masing kalimat. Sebagai contoh, seperti kalimat nomor satu di bawah ini, sangat baik dibaca tiap bangun pagi.

Tanpa perlu berpanjang lebar lebar lagi, berikut 10 koleksi kata kata motivasi emas penggugah semangat dan pendorong ACTION untuk hidup menjadi lebih baik.

1. Pagi ini, saya bangun dalam keadaan sangat baik. Saya bangun dengan hati yang senang. Seperti mentari pagi yang menjalankan tugasnya menyinari semesta, saya pun bangun dan segera menjalankan tugas dan aktivitas saya hari ini. Saya akan melakukan tugas saya dengan sebaik-baiknya.
2. Saya adalah orang yang penuh motivasi. Setiap hari motivasi saya makin berkobar. Saya sangat YAKIN dan PERCAYA kalau apa yang saya impikan nanti bakal menjadi kenyataan. Saya percaya itu. Keyakinan ini bahkan sudah mengakar ke alam bawah sadar saya. Setiap kali saya merasa lemas, alam bawah sadar saya mengingatkan dan memberi motivasi kalau “saya bisa!”, bahwa “saya adalah seorang pemenang.”
3. Ketika saya berbicara, suara saya terdengar jelas, kuat, dan percaya diri. Saya sekarang percaya diri dalam segala situasi. Sebab saya adalah pemimpin yang memimpin dengan penuh kepercayaan diri.
4. Saya sekarang hidup dipenuhi keyakinan, kepercayaan dan kepastian. Saya sekarang orang yang percaya diri dan tegas. Dan hari ini saya menggunakan 100 % kapasitas diri saya. Tiap berjalan dan bergerak, saya menjalankannya dengan penuh keyakinan, namun tetap tenang. Saya sekarang adalah sosok yang kuat, mengesankan, dan lebih menarik setiap harinya. Kepercayaan diri dan kemampuan saya terus meningkat secara drastis tanpa henti.
5. Setiap hari saya bertambah baik dan makin bertambah baik. Saya menetapkan tujuan yang jelas dan membangun motivasi kuat untuk meraih apa yang saya inginkan. Sekarang segalanya menjadi jelas. Apa yang saya bayangkan dulu, kini kian dekat menjadi kenyataan. Lebih dekat dan makin dekat. Dan saya percaya SAYA BISA mendapatkannya. Tiap saat saya menerima banyak sekali anugerah dan kebaikan dalam hidup ini. Seluruh tubuh saya sekarang jadi tahu, apa misi dan tujuan saya hidup di dunia ini.
6. Saya percaya pada keyakinan kuat yang tertanam dalam diri saya. Berkat motivasi yang bertambah kuat setiap saat. Apapun yang saya percaya bisa dapatkan, saya yakin bisa saya dapatkan. Saya menciptakan “keberuntungan” saya tiap hari. Saya mencapai tujuan-tujuan saya dengan penuh riang gembira. Saya visualisasikan apa yang saya inginkan dan saya melakukan ACTION seperti dalam visualisasi tersebut. Dengan keyakinan ini saya bisa mewujudkan kenyataan apapun yang saya mau.
7. Semua yang saya butuhkan ada dalam diri saya sekarang. Saya adalah sosok yang bersahabat, terbuka, dan percaya diri. Saya juga pemberani dan tegas. Dengan semua ini saya mampu mengubah apapun dalam hidup saya seperti yang saya inginkan. Dan saya siap menerima tanggung jawab untuk perubahan hidup yang saya akan alami nanti.
8. Saat saya berbicara dengan orang lain, saya menatap mata lawan bicara saya dan berbicara dengan percaya diri. Saya buat momen itu menjadi begitu menyenangkan. Dalam tiap gerakan tubuh yang saya lakukan, saya melakukannya dengan tenang dan penuh percaya diri. Setiap kali kelopak mata saya tertutup dan saya menghirup udara dalam-dalam, kepercayaan diri saya bertambah kuat dan memenuhi seluruh bagian-bagian dalam tubuh saya. Saya melihat diri saya sekarang adalah sosok penuh percaya diri, punya keyakinan, dan berani mengambil tindakan.
9. Setiap hari, energi percaya diri dan rasa antusias saya meningkat drastis. Sebab saya punya komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan diri saya setiap hari. Apa yang saya bayangkan bisa saya lakukan, pasti saya bisa lakukan. Dan saya melakukannya dengan konsisten dan penuh keberanian.
10. Ekspresi wajah saya saat ini menggambarkan rasa yakin dan percaya diri. Sekarang saya mengalami masa-masa paling menyenangkan dalam hidup saya. Dan momen ini menginspirasi saya untuk lebih percaya diri dan memiliki harga diri. Saya berbicara pada diri saya dan orang-orang di sekitar saya dengan keyakinan. Saya sekarang mengontrol seluruh diri saya. Perkataan saya, pikiran saya, dan perasaan saya, semuanya ada dalam kendali saya. Rasa percaya dalam diri saya ini bukan hanya menginsiprasi saya sendiri, namun juga menginspirasi setiap orang yang saya temui.

Simpan koleksi kata-kata mutiara dan kalimat motivasi di atas. Anda pilih kata-kata yang anda rasa paling sesuai kebutuhan anda. Saran saya, sebaiknya anda baca rutin kata kata motivasi pilihan anda tersebut. Bisa di waktu pagi hari selepas bangun tidur, siang hari saat beristirahat, sore hari selepas mandi, atau malam hari sebelum tidur.

Lihat perbedaannya dalam beberapa hari ke depan. Anda akan temukan diri anda sebagai orang yang berbeda. Anda menjadi menjadi orang yang lebih baik dibanding ketika pertama kali menemukan artikel ini. Buktikan!
Salam ACTION!

Rabu, Juni 16

PEMILU KAMPUS

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم S
Slam pembebasan Nalar,Semoga nalar kita tidak lagi kaku (rigid),terbelenggu sempit,normatif dan eksklusif.
Seperti halnya kabupaten kebumen yang telah sukses menyelenggarakan Pilkada putaran I dan II,Kini tiba waktunya BEM Amik kebumen melakukan reor kepemimpinan.Hajatan besar ini diselenggarakan pada hari kamis,17 Juni 2010.Jika melihat masa jabatan BEM maka bakal calon ketua dan wakilnya adalah dari Mahasiswa angkatan 2009/2010 yang akan memimpin dan membawa perubahan Organisasi kita untuk 2 tahun kedepan hingga 2012.Menjadi “PR” yang cukup sulit menuju kearah tujuan kita bersama,kita lihat kondisi Organisasi Mahasiswa kita,seakan sudah dalam keadaan kritis.konon menurut sejarah Mahasiswa (Organisasi) kampus kita angkatan terdahulu sudah cukup bagus,terbukti dengan bergabungnya BEM Amik dengan Organisasi ke-Mahsiswaan seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan pernah menyelenggarakan penggalangan dan untuk koraban Tsunami Aceh tahun 2004 bekerja sama dengan Organisasi Mahasiswa lainnya yang ada di Kebumen.
Tugas utama dari pemimpin yang terpilih nanti adalah menghidupkan kembali Organisasi yang saat ini terkesan ngambang.Ada banyak cara untuk mencapai kesemuanya itu yakni 1).bentuklah suatu UKM yang membidangi suatu bidang tertentu.2).Ajak semua civitas akademika yang ada untuk aktif,sebagai terapan/pengaplikasian dari mata kuliah Manajemen dan Perilaku dalam Organisasi.Namun diakui pula bahwa dalam praktiknya tidak semudah yang kita pikirkan,banyak sekali tantangan yang menghadang.
Berbekal ilmu Manajemen dan Perilaku dalam organisasi serta gaya kepemimpinan atau Leadership yang dimilikinya akan ada 4 calon Ketua BEM yang siap untuk berkompetisi diajang Pemilihan ketua BEM Amik yakni:Mas Paryanto,Mba Niken Utami,Mas Abud azis,Mba Devi Valentine.Dengan visi dan misi yang berbeda yang diusung para Calon ketua BEM,pada prinsipnya ingin menjadikan Organisasi Mahasiswa di kampus kita dan kampus kita lebih maju dan jaya.tidak lucu jika kampus kita lumayan sudah “berumur” harus kalah dalam kemajuan kampus dengan kampus yang lain.
Dan akhirnya saya mengajak kepada rekan-rekan Mahasiswa yang lain marilah kita sukseskan Pemilihan Ketua BEM Amik Kebumen 2010/2012 dengan memilih Calon ketua yang benar-benar bisa membuat Kampus kita lebih baik dan maju,Pilihlah sesuai hatu nurani kita!.

RENCANA BARU ITU BERNAMA "KITA"

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
“Keluarga kecil” BEM AMIK Kebumen membuat gebrakan baru yakni dengan menyelenggarakan kegiatan “Migrasi ke Open Source”.kegiatan yang dikhususkan untuk kalangan intern kampus ini dilaksanakan pada hari minggu,23 Mei 2010 dan dibuka langsung oleh Pudir III Bp.Wakhid Nurohman,S.kom.Kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 48 Mahasiswa AMIK dan menghadirkan narasumber Bp.Ari Nugroho dari FOLK Kebumen serta beberapa Staf Dosen Kampus.Menyinggung soal tujuan kegiatan ini,Sarjimin selaku Mahasiswa semester II dan juga ketua Panitia mengatakan”Kegiatan ini bertujuan untuk “mencerdaskan” kehidupan Mahasiswa AMIK yang notabene masih tergantung pada software yang Legal dan berbayar dan pastinya Bajakan”.Mengamini yang dikatakan Sarjimin bahwa “Kegiatan ini juga bertujuan untuk menghilangkan stigma Dunia kepada Indonesia yang termasuk negara Pembajak terbesar ke-5 di dunia,salah satunya sistem Operasi Komputer”tandas Nuriyadin selaku Steering Comitee Kegiatan.
Dalam kegiatan ini para peserta yang semuanya Mahasiswa AMIK,sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini,sehingga dipelaksanaannya bisa berjalan lancar.Metode yang disampaikan pada pelatihan tersebut sudah cukup bagus dan sesuai dengan bakat pemahaman peserta,meski ada sebagian peserta yang kurang mengerti karena materinya dianggap sudah terlalu “jauh”.Metode ceramah dan dialog menimbulkan timbal balik yang positif dari peserta sehingga mereka dapat mengembangkan daya kritisnya,serta dapat menimbulkan gagasan serta ide yang baru dan berguna bagi kemajuan Mahasiswa dan Kampus pada umumnya.
Menindaklanjuti kegiatan tersebut,nantinya akan dibentuk suatu UKM “KITA” (Komunitas IT AMIK) dan “KITA’ ini dianggap cukup prospektif sebab AMIK merupakan satu-satunya perguruan tinggi komputer di Kebumen dan merupakan lahan yang potensial untuk pengembangannya tersebut,selain untuk membekali Mahasiswa khususnya jurusan Informatika tentang bagaimana menghadapi perkembangan teknologi Informasi dan komunikasi.Saat ini,jika Mahasiswa hanya mengetahui knowledge atau sekadar menguasai teori tanpa diimbangi skill,ketika dilapangan meski kedodoran menghadapi persaingan pasar.Apalagi iklim sekarang ini sangat kompetitif sekali!.Oleh karena itu,Sebagai awal langkah menghadapi dunia nyata,Saya menilai bahwa adanya pendekatan profesional dan profit setelah lulus nanti Mahasiswa benar-benar siap pakai.Diakui juga kalau pengetahuan dan kemampuan Mahasiswa tentang TIK khususnya LINUX masih sangat minim.Maka komposisi perkuliahan Praktikum diharapkan lebih diperbanyak.Dengan dibentuknya UKM tersebut maka akan memberi ruang dan membantu Mahasiswa untuk belajar dalam Praktik.
Atas dasar kegiatan itu pula,nantinya “KITA”/BEM harus membuat program kerja untuk menjadikan kegiatan-kegiatan seperti itu menjadi salah satu Ritus (ritual khusus).Dengan target tidak hanya untuk kalangan intern kampus tetapi juga ekstern kampus(masyarakat luas).Dan ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan AMIK Kebumen kepada masyarakat.Dengan adanya UKM baru ini diharapkan akan muncul UKM-UKM yang lain dan akan merasa tertantang untuk memajukan UKM-nya dan Kampus secara tidak langsung.”Bukannya fitrah manusia jika ada pesaing,maka akan

Selasa, April 6

HAJATAN BESAR KOTA KEBUMEN

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Kalo kita lihat di sepanjang jalan di kota Kebumen,banyak terpajang poster dan spanduk bergambar CaBup dan CawaBup kabupaten Kebumen itulah yang menggambarkan semarak pesta Demokrasi warga Kebumen.Berjejernya poster dan spanduk itu bertujuan untuk memperkenalkan Bakal calon pemimpin kota Kebumen ini yang siap berkompetisi di hajatnya warga kebumen.Ya,kota Kebumen pada bulan april ini tepatnya pada tanggal 11 april akan mempunyai gawe Pilkada.Setelah melanggengnya Ibu Rustriningsih menjadi Wakil Gubernur dan diserahkannya kursi kepemimpinannya kepada wakilnya yaitu KH.Nasirudin AM untuk meneruskan perjuangannya menjadikan Kebumen Sejahtera.Sampai saat ini Beliau masih menjadi Bupati Kebumen.Dimasa kepemimpinannya Beliau, yang notabene adalah masa lanjutan dari Ibu Rustriningsih beliau dipasangkan dengan Adik kandung dari Ibu Rustri yaitu H.Rustriyanto untuk menjadi wakil Bupati Kebumen.Kini tiba saatnya kedaulataan terbesar warga kebumen ditentukan,dengan diadakannya Pilkada.Ada 4 bakal calon yang siap berkompetisi di Pilkada besok yaitu:

H.Rustriyanto,SH dengan dr.Rini
KH.Nasirudin AM dengan Probo Indartono,SE,Msi
H.Buyar Winarso,SE dengan Djuwarni,Amd,Pd
H.Poniman Kasturo dengan Ibu.Afifatul khoeriyah.

Ada banyaak kesamaan Visi-Misi dari pencalonan mereka yaitu ingin menjadikan kota Kebumen menjadi kota yang maju dan sejahtera,Namun apakah semua janji yang mereka obralkan bisa dibuktikan?Kita tunggu saja!.
Pilkada yang semakin dekat ini banyak cara yang digunakan atau dilakukan para calon ataupun team suksesnya untuk mengenalkan pasangan Calonnya kepada masyarakat,dari yang hadir dalam acara keagamaan,Social,Pasar bahkan rela membagi-bagiakan “sesuatu” agar masyarakat memilihnya di Pilkada nanti.Trik-trik dan jurus ampuh-pun dikerahkannya agar bisa menjadi pemenangnya.Masih ingatkah kalian dengan pemilu legislativ 2009 kemarin?Ada banyak sekali hal-hal yang aneh dilakukan para calon anggota dewan seperti : berkeliling kampung dengan kostum ala wayang,Menjual koran ada juga yang minta petunjuk dengan berziarah ke makam para leluhurnya.Namun,setelah mereka gagal banyak para calon anggota dewan yang stress dan akhirnya RSJ-pun penuh dengan Calon Anggota yang depresi akibat tidak bisa menerima kekalahannya itu.Bagi Anggota dewan yang berhasil melaju ke Senayan,Mereka tidak ingat lagi dengan apa yang dijanjikannya kepada rakyat sewaktu kampanye,Yang mereka pikirkn hanya bagaaimana modal yang mereka keluarkan bisa kembali yaitu dengan menghalalkan berbagai cara salah satunya dengan korupsi.Na’uzubillah.
Dari persoalaan diatas kita sebagai masyarakat kecil hanya bisa berharap bahwa siapa-siapa yang akan menjadi Bupati dan Wakil Bupati kota Kebumen yang pasti adalah pilihan rakyat yang sesuai hati nuraninya bukan karena Money politic.Dan pastinya akan membawa kota Kebumen menjadi kota yang Bersih,Indah,Manfaat,Aman dan Nyaman sesuai slogan kota Kebumen tercinta ini.

Jumat, Maret 26

FRIENDSHIP

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang, seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain : Ketidakterbukaan Kehilangan kepercayaan Perubahan perasaan antar lawan jenis Ketidak setiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan : "Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri", Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda?? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?? Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia anda, diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.?? Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan?? Merekalah sahabat2 anda
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.

Rabu, Maret 10

RENDAHNYA MORALITAS INTELEKTUAL "KITA"

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Sebagai Civitas Akademika,wajar kita bangga dan tersanjung ,mendapat julukan komunitas Intelektual,kaum terdidik,melek terhadap sesuatu,perkembnagan zaman dan yang lebih penting ,senantiasa mengedepankan jiwa kritis ,idealis,progresif dan jauh dari watak Pragmatis dan Opurtunis.Tapi kayaknya julukan Intelektual itu perlu di dekonstruksi ulang sebab banyak kejadian yang memalukan ,sekaligus mencoreng Kampus ini.Sebagai contoh ,tengoklah bagaimana menjamurnya Mahasiswa yang hanya menitipkan KRS saat perkuliahan ,ditambah lagi mengikuti perkuliahan yang hanya menggunakan kaos "Oblong" dan juga sandal "Jepit".Belum lagi penjiplakan paper ataupun makalah bahakan lembar jawaban UTS atau UAS teman untuk salah satu mata kuliah.Sekonyong-konyong kita pun terbelalak,Separah inikah potret Intelektual kampus kita ini..?

Kondisi ini ,bukan saja memalukan ataupun melecehkan Institusi kampus,yang selalu menjunjung tinggi nilai Ilmiah akademik,tetapi juga berarti mengkhianati moralitas Intelektual yang menekankan pada daya Kritisisme,Idealisme,dan Semangat kreatifitas.Jika dicermati secara seksama,Profesionalisme Dosen di kampus kita ini perlu dipertanyakan?Menurut saya,jawabannya jelas bahwa benyak Dosen yang mengecewakan.Metode perkuliahannya masih Verbal,paling hanya beberapa dosen saja yang memuaskan.Coba kita pehatikan,proses belajar kampus kita sifatnya masih kognitif,hanya sebatas Transfer of knowledge dan berkutat dalam batasan Verbalistik.Mahasiswa kuliah dan "dipaksa" menjadi pengabdi lambang-lambang keilmuan dan pengagum setia mitos-mitos keilmuan.Akhirnya mahasiswa menjadi betah dan tidak berupaya untuk befikir kritis dan berlaku kreatif,bahkan yang lebih ironis,mungkin banyak mahasiswa yang "menuhankan" para dosen yang sikapnya hanya mengobral nilai.

Sebenarnya ketika kita belajar ,maka kita berada pada "era sadar ilmu" yang ditekankan pada penggunaan daya nalar secara optimal,kreatif dan mandiri,bukan pembelengguan seperti itu.Keprihatin semakin mendalam karena kurangnya pehatian para dosen yang notabene 'perwira-perwira" kampus.

Menimbang beberapa catatan diatas ,Agenda kita bersama kedepan adalah meningkatkan budaya ilmiah ,memperbaiki moralitas ilmiah yang kian luntur.Dengan peningkatan itu,diharapkan kita akan semakin profesional dan kapabel sehingga tidak ada lagi mahasiswa Amik PGRI yang tidak pede (self Confidence) terhadap Almamaternya.Lebih dari itu ,setidaknya kita punya bekal profesionalisme dalam menghadapi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi.Sebab,Out-put perguruan tinggi sangat dituntut profesional dan berkemampuan Intelektual tinggi supaya tidak memalukan didepan bangsa Asing.
Akhirnya ,sangat naif jika Ilmu pengetahuan yang mulia,yang bisa mengangkat derajat ,harkat dan martabat manusia itu harus dinodai dengan pemalsuan dan penjiplakan hanya demi mendaptkan Nilai Formalitas.Tragis.!

Sabtu, Maret 6

Kegiatan Maulid Nabi AMIK PGRI Kebumen

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Sebagai Perguruan tinggi komputer pertama di Kebumen AMIK PGRI Kebumen senantiasa tidak meninggalkan pendidikan Agama kepada Mahasiswanya hal ini dibuktikan dengan diadakannya Peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW pada tanggal 6 Maret 2010.Di bulan "mulud"(dalam penanggalaan jawa/arab) banyak Mushola,Masjid memeperingatinya dengan meriah.Bahakn yang paling Familiar di kota Kebume yaitu adanya pasar senggol yang diadakan di kelurahan Selang.Perayaannya Nggaka kalah menarik dengan perayaan SEkaten di Jogja.Untuk kali pertamanaya pasar senggol diadakan 7 hari,dan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kebumen pada umumnya dan masyarakat selang pada khususnya.Yang paling penting dari perayaan itu adalah meletarikan kebudayaan leluhur kita.Wah...Kebetulan saya juga termasuk warga asli selang tuch...!!!.

Perayaan Maulid Nabi yang diadakan di AMIK PGRI ini mengambil tema "Meningkatkan Pribadi yang Khasanah di era Global".Dengan tema tersebut diharapkan Mahasiswa AMIK dapat meneladani Nabi Muhammad SAW di era yang serba Teknologi dan Globalisasi.Meski dirayakan secara sederhana namun antusiasme Keluarga besar AMIK sangat tinggi hal ini dibuktikan dengan banyaknya Mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut dan juga di hadiri para tamu undangan dari Luar Kampus.Hadir dalam acara tersebut Ustadz Fatahul husein yang juga memberikan Tausiahnya.Didalam Tausiahnya Beliau mengingatkan kepada semua orang agar unutk menjadi Pribadi yang Khasanah kita harus mencintai Rosullulloh,Menyebut Namanya (Nabi Muhammmad SAW),dan meneladan sikap serta mengikuti apa yang menjadi sunnahnya.Disela-sela acara ditampilkan juga pembacaa kitab Al perjanji,Music rebana,Dan Band dari AMIK.

Setelah acara beralngsung selama lebih kuranag 3 jam,akhirnya di penghujung acara kita berharap agar dapat meneladani sikap dan sifat Rosullulloh,agar masa depan Bangsa Indonesia menjadi lebuh baik di tengah pergulatan Polotik dan Hukum di Indonesia dan AMIK PGRI menjadi lebih maju dengan menghasilkan Lulusan yang berkwalitas..!!!(amien)

akhirnya kritik dan sran saya tunggu di:bhowmant_X@yahoo.com

Jumat, Februari 26

USAHA PEMERATAAN EKONOMI

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Dibaca and boleh dilaksanakan, this is really good idea!...

1. Kalau beli majalah, jangan beli di dalam supermarket atau toko buku.
Tetapi usahakan untuk membelinya&! nbsp; dari kios pinggir jalan atau
pun di lampu merah. Sehingga uang keuntungan akan masuk ke orang kecil.

2. Kalau beli sayur-sayuran, mungkin bisa beli di tukang sayur yang
lewat di rumah daripada beli di supermarket. Kebanyakan dari kita tidak
ada di rumah pada saat tukang sayur lewat, tetapi bisa juga kita
titipkan dengan pembantu/tetangga. Agak lebih repot sedikit, tetapi
uangnya akan masuk ke orang kecil.

3. Ada baiknya secara berkala, misalnya satu bulan sekali, kita panggil
tukang nasi goreng/tukang sate yang lewat di depan rumah. Walaupun kita
tidak terlalu ingin makan nasi goreng atau sate, tetapi boleh lah
sekali-sekali membeli dagangan mereka.

4. Sering kita berjalan-jalan dan mendapati beberapa orang berjualan
kue, misalnya kue pancong, kue ape, dsb. Belilah. Untuk kita uangnya
tidak seberapa, tetapi untuk mereka akan sangat berguna. Tentu saja
jangan keseringan, karena nanti kita juga bosen.

6. Untuk yang cowok -- mungkin jika tidak terlalu pusing sama model
rambut, ada baiknya mulai potong rambut di barbershop ketimbang di
salon. Lumayan bisa menolong mereka.

7. Kalo mo service ke bengkel,mendingan nggak ke dealer tapi ke bengkel
umum /biasa.

8. Sebulan sekali gaji yang kita peroleh bisa kita sisihkan ke yatim
atau janda janda tua atao orang yang berhak / yang membutuhkan.

9. Bagi yang punya mobil ada baiknya kita sewaktu waktu naik angkutan
umum, kayak bis, mikrolet, bajai dan becak, buat nambah penghasilan
mereka. Kalau di dalam mailing list ini ada 30 orang, rasanya uang yang
turun ke bawah cukup lumayan. Jika kita beli nasi goreng seharga 4000
rupiah satu kali sebulan, maka uang yang kita "berikan" ke orang kecil
sudah mencapai 120 ribu sebulan -- itu hanya dari urusan nasi goreng.
Jadi rasanya kalau kita membiasakan diri untuk melakukan ini, maka
mudah-mudahan secara perlahan kita bisa menyeimbangkan distribusi uang
ke bawah.

Apalagi jika Anda mau meneruskan usul ini. Atau jika itu terlalu muluk
-- paling tidak kita sudah memainkan peran kita untuk menolong orang kecil.

PENJAJAHAN TERBALIK

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Saya seperti orang yang berkepribadian ganda anti barat,tapi memakai produk dari barata seperti jeans,yahoo!!,google,Linux dan mempropagandakan open source(yang notabene produk barat).Kalo kita berbicara tentang "Pintu gerbang kemerdekaan".Apakah kamu menganggap bahwa orang -orang barat sebagai penjajah...?Jika ya,menurut Saya analisa anda dangkal,Tidaklah anda lihat bahwa sudah terjadi penjajahan terbalik?yaitu penjajahan oleh negara berkembang terhadap negara maju,persisnya itu terjadi dalam bidang software.Orang Barat bekerja keras untuk membuat Linux,banyak Opened Source Code software,dan memberikannya secara gratis.Negara berkembang (dengan melakukan pelanggaran HAM) menikmati hasilnya.Toh rasa antipati masyarakat umum di negara tersebut terhadap Barat dan Amerika tetap tinggi.
Mengapa di sebut penjajahan terbalik..?Pada penjajahan pihak yang dijajah bekerja keras,sementara pihak pejajah ongkang-ongkangan menikmati hasilnya.Negara barat membuat dan Memperbaiki Linux tetapi Masyarakat berkembang tinggal menikmati hasil kerja tersebut.Banyak orang di negara berkembang tidak menyadari kelelahan dalam membuat,mendebat dan memaparkan spesifikasi.Banyak orang di negara berkembang tidak merasakan sakitnya mneguji Complience suatu product terhadap spesifikasi.Mereka cuma menjadi pemimpin komunitas dan kolumnis tapi tidak mengasilkan Produk apapun.Yang meski dilakukan orang-orang Amerika ,Jepang dan Eropa adalah harus membangun jatidiri dan menghilangkan rasa bersalah yang berlebihan atas penjajahan di masa lalu.Penjajahan/Tiran bisa dilakukan tidak hanya oleh orang barat tetapi juga oleh orang timur.Jepang dan Malaysia adalah negara Timur.jepang penjajah ekonomi dan Malaysia bersifat Tiran.Penjajahan tidak selalu orang barat.Contoh lain adalah OPEC.Kebanyakan negara OPEC adalah bukan orang barat dan mereka telah mengkritik Barat dan Amerika,tapi dalam hal software secara praktis mereka boleh dikatatakan tidak mengembangkan apapun untuk umat di seluruh dunia.Mereka cuma mau enaknya sendiri hanya memakai free software.Bill Gates menyumbang ke banyak orang tanpa mamnadang ras,Agama dan Bangsa,tapi banyak Individu kaya dari OPEC tidak berbuat hal yang sama.Warga Amerika adalah yang memperjuangkan Free software dan berkantor di Amerika serta membuat free software untuk dipakai manusia diselutuh dunia.Saya Merasa sdeih jika ada orna yang "Anti Amerika".Lebih mudah menghadapi orang yang terus sterang mengkritik Linux dari pada menghadapi pendukung Free software ,tetapi diam-diam anti Amerika.