Ads 468x60px

Jumat, November 19

Kampus Kita Adalah Kampusnya Kita


Para lulusan SMA yang berminat untuk masuk Universitas Negeri ternama semakin menjadi daya tarik bagi mereka yang berencana memasuki dunia perkuliahan, anda mungkin termasuk salah satu didalamnya?Bayangkan saja ada hampir 447.063 peserta UMPTN dengan kapasitas kursi yang hanya 80.000 untuk 57 Universitas Negeri se-Indonesia pada tahun 2010. Maka mau tidak mau mereka yang tidak berkesempatan harus realistis masuk di universitas-universitas swasta dengan biaya yang bervariasi sesuai fasilitas dan pamor.Lalu apakah menjadi mimpi buruk ketika kita harus terdampar dijajaran kampus swasta dengan fasilitas yang tidak begitu komplit dan kurang dikenal?
Anda boleh saja sewaktu SMA memimpikan bercita-cita menjadi apapun, tapi selesainya dari bangku (SMA) apa yang telah anda cita-citakan, saatnya anda mulai membangun dan mewujudkannya. Melalui dunia pendidikan tinggi yang telah menyiapkan sistem pendidikan dengan beragam bidang keilmuan, keterampilan dan informasi yang terkait dengan bidang keilmuan tersebut guna menjadikan peserta didiknya yakni mahasiswa sebagai SDM yang handal dan professional sesuai bidangnya. Maka sebagian besar kalangan para lulusan SMA ini memburu universitas negeri berlabel bonafide secara infrastruktur maupun sarana pembelajaran yang tidak tanggung dan kebanyakan staf pengajar dengan kriteria lulusan luar negeri menjadi primadona tersendiri bagi kalangan para calon mahasiswa/mahasiswi.
Hal diatas ditinjau dari sisi psikologis erat kaitannya masa-masa ini memasuki masa adolesen, secara fase ini terjadi setelahnya kita mengalami masa pubertas. Dalam sebuah buku Psikologi perkembangan nampak sifat-sifat adolesen salah satunya adalah mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup dan ia mulai menghargai nilai-nilai ideal bukan pada orang lain namun dalam pribadinya.
Kampus seperti alnya merek dagang
Trendy dalam penampilan, update dalam perkembangan mode menjadi salah satu bagian dari life style kaum remaja dan dewasa. Hal yang paling dijaga dan diburu tentunya adalah brand alias merek. ambil contohnya celana Jeans walau model, warna, rupa hampir sama tetap saja saja merek Levi’s menjadi brand yang penting walaupun harus dibayar dengan harga yang lebih tinggi. Kampus demikiannya, stigma kebanyakan orang mengenai kampus. Bahwa ada banyak kampus di Indonesia namun hanya ada beberapa kampus yang paling berkualitas, jaminan mutu untuk sukses meraih cita-cita atau bahkan gelar dari kampus tersebut akan akan berlaku berbeda.Dewasa ini makna kuliah upaya meningkatkan prestise atau gengsi. Bukan lagi pada hakekatnya sebagai sebuah proses pembentukan seseorang dengan pengetahuan, informasi, wawasan sehingga menjadi apa yang diharapkan dan menjadikannya sebagai SDM dengan kemampuan yang handal dan dapat membangun bangsanya sendiri.
Memaksimalkan ruang sekecil apapun
Bahwasanya untuk menjadi apa yang kita harapkan adalah mulailah untuk melakukannya selain itu di ruang manapun kita berbeda jika kita pandai memanfaatkannya maka kita akan mendapatkan lebih, dikampus apapun dan dimanapun. Maka anggapan tentang kampus “apa” oleh karena kalah pamor dan fasilitas akan mencetak mahasiswa dengan predikat madesu (masa depan suram) ataupun sebaliknya sedikit demi sedikit harus dihilangkan karena kembali pada diri mahasiswa itu sendiri bagaimana mahasiswa/i itu mampu memaksimalkan ruangnya sendiri.Upaya berusaha semaksimal mungkin apa yang ada di kampus kita dengan semangat untuk dapat melakukan sesuatu bagi masyarakat luas. Maka polanya adalah kampus menempa kita oleh pengetahuan dan diluar kita aplikasikan itu semua. Ruang dimanapun kita adalah bagaimana kita dapat memaksimalkan apa yang ada, membuka diskusi tambahan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lebih mengerti, mengikuti UKM-UKM yang kita minati untuk menambahkan pengalaman, menggali keilmuan melalui buku-buku yang ada di perpustakaan kampus, dll. Untuk apa fasilitas lengkap, perpustaakaan besar, dosen-dosen ternama namun tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Toh itu fasilitas yang sediakan untuk kit gunakan dan manfaatkan.Muara dari generasi muda bangsa Indonesia ini adalah menjadikan generasi yang akan mewarnai bangsa ini dengan pembangunan berupa pemikiran, gagasan, karya dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu tidak dilihat dari kampus manapun, atau bahkan yang tidak mengenyam kuliah dengan metode otodidaknya yang tidak sedikit dari mereka yang berhasil, oleh karena semangat belajar dan dapat memaksimalkan keterbatasan atau kekurangan, hanya saja mereka tidak dapat gelar saja. Apakah kita calon yang akan mendapatkan gelar dan kemampuan dapat mengisi pembangunan bangsa ini atau paling tidak dapat berguna bagi masyarakat sekitar? Jawabannya ada dalam hati masing-masing. Selamat berjuang rekan-rekan mahasiswa.

1 komentar:

Politeknik Sahid mengatakan...

salam kenal...mampir ya ke blogku

Posting Komentar